
Musim durian yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi para petani kini berubah menjadi mimpi buruk. Di beberapa daerah, para petani mengeluhkan serangan dari kawanan tupai liar dan hewan pengganggu lain seperti kera hutan. Hewan-hewan ini menyerbu kebun durian pada malam hari, menggigit buah yang belum matang, dan menjatuhkannya ke tanah sebelum sempat dipanen. Akibatnya, hasil panen berkurang drastis, membuat petani hanya bisa gigit jari melihat kerugian besar yang mereka alami.
Tupai dikenal sebagai hewan yang lincah dan cerdas. Mereka mampu memanjat pohon dengan cepat, menggigit kulit durian dari bagian atas, lalu memakan daging buahnya sedikit demi sedikit. Sementara itu, beberapa kera liar juga ikut mengacau, menjatuhkan durian sembarangan dan merusak ranting pohon. Dalam semalam, puluhan durian bisa rusak, membuat petani frustrasi karena kerja keras berbulan-bulan hilang begitu saja.
Petani mencoba berbagai cara untuk melindungi kebun mereka β mulai dari memasang jaring, membuat jebakan, hingga menyalakan lampu di malam hari. Namun tupai dan kera tampaknya semakin pintar, bahkan mampu menghindari jebakan dengan mudah. Beberapa petani terpaksa bergantian berjaga malam di kebun, berharap bisa mengusir para perusak panen itu sebelum semuanya terlambat.
Meski situasi ini membuat banyak petani putus asa, sebagian tetap berusaha mencari solusi ramah lingkungan. Ada yang mencoba menanam tanaman pengalih perhatian di sekitar kebun, sementara yang lain memasang alat pengusir ultrasonik. Namun, hingga kini, belum ada cara yang benar-benar efektif untuk menghentikan serangan tupai dan kera liar.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan antara manusia dan alam sangat penting. Jika habitat satwa liar terus berkurang, konflik seperti ini akan semakin sering terjadi β dan para petani akan terus menjadi korban di tengah perjuangan mereka mencari rezeki dari alam.